Rabu, 21 Agustus 2013

Warisan Kitab Nasab dan Sejarah Walisongo

Ditulis oleh:
As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh
As-Sayyid Iwan Mahmoed Al-Fattah Azmatkhan




Berikut adalah dokumen-dokumen yang dipastikan kebenarannya sehubungan dengan Nasab dan Sejarah Walisongo;

  1. Al-Mausuuah Li Ansaabi Al-Imam Al-Husaini (ENSIKLOPEDI NASAB IMAM AL HUSAINI), Kitab ini adalah Kitab Nasab yang disusun oleh Al-Allamah Sayyid Bahruddin Azmatkhan Al-Hafizh) Yang lahir tahun 1899 Masehi dan Wafat tahun 1992 Masehi. Kitab Nasab ini adalah kitab Nasab yang berisi Nasab-nasab Al Husaini Seluruh Dunia, Sayyid Bahruddin Sendiri memulai penelitian Nasab sejak tahun 1919 Masehi, Sebelumnya Penelitian dan pendataan Nasab telah dilakukan oleh ayah, kakek, buyut terus sampai kepada Sunan Kudus. Semua nasab keluarga besar walisongo tercatat dengan rapi di kitab yang memiliki sanad sampai kepada Rasulullah SAW ini. Standarisasi ketika menentukan sebuah nasab itu shohih atau tidak di kitab ini sangatlah super ketat!!!. Ratusan Metode yang ilmiah menjadi standar kitab ini, sehingga nasab yang masuk ke dalam kitab ini betul betul sudah teruji kesahihannya. Sayyid Bahruddin memang ulama ahli nasab yang luar biasa, hafalan nasabnya juga sangat menakjubkan (beliau hafal puluhan ribu nasab), beliau ini hafizh quran dan juga hadits. Kitab ini memang sangat mencengangkan, Dari mulai nasab Walisongo, nasab Raja dan Sultan, tokoh tokoh bangsa, dan yang lain-lain, semua ada di dalam kitab yang super langka ini. Saat ini keberadaan kitab ini dipegang oleh cucunya dan dilanjutkan pendataannya oleh cucu beliau yang juga peneliti nasab serta sejarawan walisongo sekaligus sebagai Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam yaitu Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh. Kitab Nasab ENSIKLOPEDI NASAB IMAM AL-HUSAINI adalah Kitab Nasab yang diakui dan dijadikan referensi di berbagai lembaga nasab di dunia, seperti: di Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhaniyyah yang berpusat di Nasarabad India, Markaz Ansab Li Ansab Ahlulbait yang berpusat di Maroko, Majmaa Al-Ansaab Al-'Alami Li Ahlilbait yang berpusat di Syiria Damaskus, Daaratus Saadah Al-Asyraaf yang berpusat di Iraq, Niqobatul Asyraaf Al-Kuba yang berpusat di Mesirk, dan Lembaga Nasab di Yaman, Yordan, Saudi Arabia, Libya, Tunisia, Palestina dan Lebanon. Keberadaan kitab ini terjaga dengan rapi ditangan pewaris Sayyid Bahruddin Azmatkhan yaitu Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam. Kelebihan kitab ini, di setiap nama yang ditulis selalu diberikan footnote atau keterangan panjang lebar tentang sejarah, biografi serta keterangan-keterangan yang mendetail dari nama tersebut. Jadi bisa dibayangkan bagaimana tebal kitab ini. Oleh karenanya bagi orang yang coba-coba membuat nasab palsu yang dinisbahkan kepada keluarga besar walisongo, akan bisa terdeteksi kepalsuan-nya, karena catatan nasab walisongo ini lengkap dan terperinci. Kitab ini tidak diperjual belikan apalagi difotocopi. Dan memang kitab nasab itu tidak boleh diperjual belikan apalagi sampai difotocopi. Kenapa demikian??? karena kitab nasab ini bersanad, sehingga orang yang bersanadlah yang boleh menyimpan, mendata dan menerangkan kepada orang lain. 
  2. Kitab Arsyul Muluk, karya Sayyid Bahruddin Azmatkhan menerangkan tentang nasab Azmatkhan Seluruh dunia.
  3. Kitab Tajul Muluk, adalah Kitab Nasab yang disusun oleh Sayyid Bahruddin Azmatkhan, berisi sejarah dan Nasab Walisongo dalam versi lengkap. Kitab Nasab ini sebagai salah satu bukti kuat dan sahih jika walisongo mempunyai keturunan hingga sekarang.
  4. Kitab Ilhafun Nadhoir, Kitab Nasab Yang disusun oleh Al-Habib Zein bin Abdullah Al-Kaff, berisi nasab-nasab keturunan keluarga besar walisongo. Kitab ini juga mengambil dari catatan nasab Sayyid Bahruddin Azmatkhan. Kitab nasab ini juga sebagai bukti kepada keluarga besar Alawiyyin yang lain jika nasab walisongo terjaga dengan rapi.
  5. Kitab Tarikhul Aulia, Kitab Sejarah walisongo yang ditulis dan disusun oleh KH Bisri Mustofa Azmatkhan, pada tahun 1954 Masehi. Kitab ini tidak terlalu tebal namun isinya sangat luar biasa, karena menjelaskan sejarah walisongo dengan cukup ringkas.
  6. Kitab Suluk Sunan Bonang atau “Het book van Bonang”, buku ini ada di perpustakaan Leiden-Belanda, yang menjadi salah satu dokumen langka dari zaman Walisongo. Dokumen ini dibawa Belanda, sudah tentu kita bisa menebak kenapa dokumen sepenting ini bisa jatuh ke tangan mereka, Selalu saja, dalam setiap alasan para akademisi belanda mengatakan, jika dokumen ini tidak dibawa ke Belanda, mungkin dokumen yang amat penting itu sudah lenyap, sebuah pernyataan yang sepihak dan terkesan meremehkan, kalau dikatakan lenyap, buktinya sampai saat ini di berbagai keraton nusantara masih banyak buku buku kuno yang tersimpan dengan baik. Buku ini ditulis oleh Sunan Bonang pada abad 15 yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam.
  7. “Suluk Linglung”, buku karya Sunan Kalijogo. Buku ini berbeda dengan buku ‘Suluk Linglung’ karya Imam Anom yang banyak beredar.
  8. “Kropak Farara”, buku yang amat penting tentang walisongo ini diterjemahkan oleh Prof.Dr. GJW Drewes ke dalam bahasa Belanda dan diterjemahkan oleh Wahyudi ke dalam bahasa Indonesia.
  9. “Kitab Walisana”, kitab yang disusun oleh Sunan Giri ini berisi tentang ajaran Islam dan beberapa peristiwa penting dalam perkembangan masuknya agama Islam di tanah Jawa.



ini saja dulu dokumen dokumen langka dari walisongo yang diketengahkan. Adanya dokumen dokumen penting seperti ini, membuktikan jika keluarga besar walisongo mempunyai budaya tulis menulis yang kuat, dengan kata lain, dunia intelektual dan akademis pada diri mereka tetap terjaga. Jadi tidak benar jika walisongo hanya mewariskan cerita cerita yang cuma berbau legenda dan mitos, walisongo itu keluarga terpelajar, mereka banyak yang terdidik dalam pola pendidikan pesantren pada masa lalu, jadi tidak benar jika walisongo mewariskan sesuatu hanya cerita cerita mistik dan aneh. Dengan keterangan dari dokumen dokumen langka tentang walisongo, maka mulai saat ini keluarga besar walisongo tidak perlu lagi khawatir lagi tentang sejarah dan nasab walisongo. Semua sudah tersusun rapi dan terjaga dengan baik. Jika masih ada orang yang meragukan sejarah dan nasab walisongo, biarkan saja, yang data tentang mereka tetap ada dan terjaga...