Rabu, 21 Agustus 2013

Sejarah Timbulnya Fam dalam Ilmu Nasab

Oleh:
Sayyid Iwan Mahmoed Al-Fattah Azmatkhan

Saya membaca dibeberapa grup yang terdiri dari dari keluarga besar klan tertentu dengan memberikan peringatan-peringatan untuk membatasi diri dari pergaulan yang "salah" dengan berteman atau akrab bersama "HABIB-HABIB baru. Peringatan ini seolah-olah sudah masuk dalam ranah membahayakan stabilitas "Keahlul Baitan" . keluarga besar pada klan tertentu tersebut memperingatkan , agar mereka perlu berhati-hati kepada orang-orang yang mengaku sebagai "HABIB" dengan fam-fam yang aneh dan baru, termasuk fam yang menurut mereka baru saja di"Launching" ditahun 2000AN yaitu..............? siapa lagi kalau bukan AZMATKHAN!!!.

Peringatan ini diberikan agar setiap keluarga tertentu, khususnya yang berasal dari jalur ahlul bait, agar tidak sembarangan menghadapi orang orang yang memakai FAM yang baru muncul tersebut. Kepada setiap kepala keluarga diharapkan tidaK memberikan anaknya yang syarifah kepada fam-fam yang baru muncul tersebut untuk dinikahi.

Wah segitu paranoidnya sama FAM-FAM yang baru muncul itu, apalagi sama FAM AZMATKHAN....

Jika tujuan dari peringatan itu bertujuan untuk mencegah terjadinya pemalsuan nasab, sepertinya peringatan seperti ini harus kita dukung, karena kalau kita tidak dukung betapa berbahayanya jika setiap orang bisa mengaku ngaku dengan nasab palsunya. Kasihan bagi dirinya dan juga bagi orang lain. Namun jika peringatan ini diberikan atas dasar sentimen atau ketidak tahuan akan ilmu nasab, betapa sayangnya hal tersebut dilakukan.

Munculnya FAM-FAM baru itu memang harus disikapi dengan hati hati, karena ini urusannya dengan nasab. Jika kita tidak hati-hati dan tidak teliti, masalah seperti ini bisa ribet. Untuk mengetahui kenapa banyak munculnya FAM akhir akhi ini, sepertinya kita harus kembali pada sejarah munculnya FAM -FAM dalam sebuah keluarga besar. Ini penting kita ketahui agar kedepannya dalam memahami FAM kita bisa lebih bijak dan mengerti kenapa FAM Itu muncul, baik yang baru maupun yang lama.

Dalam buku Sejarah dan Silsilah Keturunan Rasulullah SAW di Asia Tenggara yang disusun oleh Idrus Alwi Al Mahsyur, Penerbit Zahra Publishing tahun 2010, serta dalam kitab Nasab Ensiklopedia Nasab Alhusaini seluruh dunia, Oleh Sayyid Bahruddin Azmatkhan Al Hafizh dan Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan (The Graind Syekh - Mufti Kesultanan Palembang Darussalam), Penerbit Madawis 2011. Ternyata munculnya FAM-FAM memiliki banyak faktor, diantaranya adalah :

1. Adanya sikap/akhlak yang muncul dari seseorang yang dilakukan secara istiqomah sampai akhir hayatnya, adanya akhlak yang muncul ini menyebabkan masyarakat umum memanggil orang tersebut dengan berdasarkan nisbat akhlak...misalnya Rasulullah SAW yang digelari Al Amin

2. Berdasarkan pemberian seorang penguasa dan juga rakyat dikarenakan garis nasab dan akhlak seperti AZMATKHAN.

3. Karena ketinggian ilmu yang dimilikinya, misalnya Assegaf

4. Mengambil atau Tabarukan kepada seorang ulama besar, agar kelak keturunannya seperti ulama tersebut, misalnya Al Junaid, Al Ghazali

5. Mempunyai kebiasaaan yang unik yang tidak dilakukan oleh orang lain

6. Berdasarkan domisili atau tempat tinggal, misalnya Muhammad Shohib Marbat, atau Ali Al Uraidhi (Uraidhi nama tempat dimadinah)

7. karena melakukan perpindahan tempat (hijrah) misalnya Imam Ahmad Al Muhajir

8. Karena terkenal dengan ibadahnya misalnya Ba'abud.

9. dan masih banyak lagi faktor faktor lainnya

Nah sekarang bagaimana dengan banyak munculnya FAM-FAM yang baru?

Perlu diketahui bahwa keturunan Rasulullah SAW atau keturunan Sahabat Rasulullah SAW itu menyebar keberbagai penjuru dunia, sehingga dalam perkembangan nasabnyapun tidak sama, jangan kira perkembangan nasab antara Yaman, Iran, Indonesia sama. Namun walaupun demikian untuk perkembangan FAM ternyata berdasarkan Kitab Nasab ENSIKLOPEDIA NASAB ALHUSAINI YANG DISUSUN OLEH SAYYID BAHRUDDIN AZMATKHAN AL HAFIZH DAN SAYYID SHOHIBUL FAROJI AZMATKHAN AL HAFIZH (GRAND SYAIKH MUFTI KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM) terus melaju dengan pesat. Banyak fam-fam yang muncul diberbagai negara, dan setiap FAM jumlah keturunannya bisa mencapai ribuan.

Ternyata dalam ilmu nasab perkembangan sebuah FAM itu dinamis, ini menandakan jika ilmu nasab itu tidak jumud. Hanya saja untuk menyatakan sebuah FAM itu menjadi bagian keluarga besar Alhusaini atau Al Hasani, sudah tentu harus sepengetahuan naqib dimasing masing lembaga nasab yang ada disetiap negara, tentu kemunculan sebuah FAM itu akan dilihat latar belakangnya, kenapa ini dilakukan? hal itu disamping untuk pendataan nasab dan juga untuk menjaga agar tidak terjadi pemalsuan nasab serta penyalahgunaan FAM-FAM tersebut. Walaupun banyak muncul FAM yang baru, namun keberadaan mereka harus serta merta diketahui naqib masing masing untuk kemudian ditahqiqan atau disyahkan dan kemudian diberitahukan kepada lembaga lembaga nasab dunia. sampai saat ini FAM yang ada sudah terdata dengan baik. FAM AL HUSAINI 5515 dan FAM AL HASANI 5515. Setiap fam dari jumlah tersebut, masing masing keturunannya berjumlah ribuan, sehingga apabila ditotal jumlahnya, tentu sangat spektakuler jumlahnya....

Jadi kalau ada orang bangga ketika tahu jumlah nasab cuma ratusan dan yang diurus tidak sampai 20 FAM saja, dan bahkan ngotot bahwa FAM itu tidak berkembang, maka itu berarti dia berada dalam kondisi jumud dan terlalu PD dengan data yang dia punya, orang lain sudah membuka jaringan dengan lembaga nasab dunia, dia masih berkutat dengan nasab-nasab "golongannya" saja.

Perkembangan FAM dalam ilmu nasab itu setiap saat selalu terupdate. Janganlah kita membatasi diri dengan pengetahuan yang kita miliki, buka mata kita lebar-lebar, masih banyak orang-orang yang mempunyai sumber data ilmu nasab yang lebih dari kita. Kalau kita membatasi dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki, yang ada kita ini sering merasa SOK dan "KEPEDEAN" dalam menyikapi ilmu yang kita miliki ini, apalagi ilmu nasab. Mandegnya ilmu nasab saat ini, karena ada beberapa orang yang menganggap bahwa ilmu nasab sudah "final". Kalau gak ada dikitab rujukan mereka, ya sudah selesailah urusan nasab.......Sikap seperti inilah yang seharusnya kita hindari agar pikiran kita bisa lebih terbuka dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu nasab...

Wallahu A'lam Bisshowab.........