Rabu, 21 Agustus 2013

Kenapa Kesultanan Demak Menyerang Malaka pada Tahun 1518 Masehi?

oleh:

Sayyid Iwan Mahmoed Al-Fattah Azmatkhan


Benarkah tuduhan sebagian orang jika Demak menyerang Malaka karena tergiur dengan potensi selat malaka yang kaya akan perekonomiannya. Benarkah penyerangan Ke Malaka merupakan sebuah strategi yang salah dalam Kesultanan Demak?

Ini Jawabanya yang saya kutip sebagian dari pernyataannya Prof Ahmad Mansur Suryanegara:

"Perjuangan nasionalisme menentang penjajah itu tokohnya adalah ulama dan santri. Sehingga, Thomas S. Raffles, dalam bukunya The History of Java, di situ menjelaskan ulama itu tidak melakukan kerjasama dengan sultan. Bahkan tidak mungkin kaki tangan penjajah aman di Indonesia, kendati jumlah ulama dan santri hanya sepersembilan belas dari populasi penduduk di Jawa pada waktu itu. Jadi, adanya penjajahan itu dimulai 1494, dari Paus Alexander ke VI. Paus inilah yang memberikan kewenangan kepada kerajaan Katholik Portugis untuk menguasai belahan dunia timur, dan kerajaan Katholik Spanyol menguasai belahan Barat. Lalu sampailah ke Indonesia orang-orang Portugis itu pada tahun 1511 dengan menguasai Malaka".

Dari mana kaum penjajah menguasai wilayah Islam?

"Sejak itulah ada serangan dari kesultanan Demak terhadap Malaka. Kenapa menyerang Malaka? Karena kuatnya Islam itu tergantung pada penguasaan pasar dan pengusaan maritim. Karena Nabi sendiri, sejak umur delapan tahun sebelum diangkat sampai menjadi Nabi seorang wirausahawan. Di dalam Al-Qur’an sendiri banyak ayat yang berbicara tentang perniagaan dan maritim. Di dalam Al-Qur’an ada 40 ayat yang berbicara tentang maritim. Inilah yang tidak dikuasai para ahli sejarah pada umumnya".

"Mereka sering menggambarkan Rasulullah hanya dengan padang pasir dan onta. Tidak ada orientasi pada kelautan. Padahal, Islam itu kuat karena menguasai laut. Dan jazirah Arabia itu sendiri berarti wilayah yang dikelilingi laut. Karena kita dikuasai sejarah Barat, informasi kelautan itu hanya dimiliki Inggris".

Jadi penyerangan Demak Ke Malaka itu ada tujuannya, dan tujuan yang jelas adalah menyelamatkan Islam dari penjajahan kolonial. Mana mungkin jika jauh jauh dari Demak menuju Malaka hanya untuk kekuasaan, sedangkan wilayah lain disekitar Nusantara saja masih banyak yang harus diurus, lagipula hubungan antara penguasa Malaka dan demak sangat erat, karena adanya persamaan akidah. Sektor Maritim saat itu memang sangat berperan dalam roda perekonomian (juga sampai sekarang). Jadi penyerangan demak terhadap portugis yang memang terkenal sebagai penjajah sangatlah wajar, karena jika roda perekonomian jatuh kepada Penjajah, habislah umat islam. Tidak benar pula jika dalam penyerangan ini Banyak orang Jawa yang berkhianat kepada Malaka seperti yang pernah dituduhkan oleh seorang dari mancanegara sana. Dan tidak benar pula Jika Fatahillah ketika membebaskan Sunda Kelapa dari Portugis membunuh banyak orang, khususnya orang betawi asli seperti yang dikemukakan Ridwan Saidi, Seorang Ulama sekelas Fatahillah tidak mungkin menjadikan rakyat untuk dibantai, sumber dari Ridwan Saidi mengatakan demikian??.

Jadi setiap perlawanan atau pertahanan yang dilakukan berbagai kesultanan Islam, pasti ada latar belakang yang kuat, tidak mungkin mereka mau berperang jika tidak terpaksa, dan terbukti dari semua peperangan yang melakukan provokasi dan adu domba adalah fihak dari penjajah. Percayalah negara ini didirikan bukan melalui kekerasan, kekerasan dan peperasangan justru banyak berasal dari penjajah. Puncak dari setiap peperangan tersebut adalah dengan dihancurkannya Sejarah Sejati dari bangsa ini, terutama sejarah para ulama dan sejarah islam. Jadi marilah mulai sekarang dalam membaca sejarah kita harus hati hati dan teliti dalam menelaah setiap bacaan yang kita miliki terutama sumber bacaan yang berasal dari penjajah kolonial.

Wallahu A'lam Bisshowab...